Surah Al Khafi ayat 65
Dari Umar bin Al Khattab Radiyallahu Anhu , bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa sallam bersabda, “ Saudaraku, Musa Alaihissalam berkata,
Wahai Rabbi .., tampakanlah kepadaku orang yang engkau tampakkan kepadaku di
perahu..”Allah menurunkan wahyu kepada Musa ,” Hai Musa kamu
akan melihatnya..”Tak berapa lama kemudian datang Khidir, dengan aroma yang
harum dan mengenakan pakaian berwarna putih. Khidir berkata, “ Salam sejahtera
atasmu wahai Musa bin Imran. Sesungguhnya Rabbmu menyampaikan salam kepadamu beserta
rahmatNYa..
Musa berkata,” Dialah As-Salam dan kepada-Nya kesejahteraan serta dari Nya
kesejahteraan. Segala puji bagi Allah Rabbul-alamin yng nikmat-nikmatNya tidak
dapat kuhitung dan aku tidak dapat bersyukur kepada-Nya kecuali dengan
petolongan-Nya.
Kemudian Musa berkata, “ Aku Ingin engkau memberiku nasihat
dengan suatu nasihat yang dengannya Allah memberikan manfaat kepadaku
sepeninggalmu.” Khidir berkata,”
Wahai pencari ilmu, sesungguhnya orang yang
berbicara tidak lebih mudah jemu daripada orang yang mendengarkan. Maka
janganlah kau buat orang-orang yang ada disekitarmu menjadi jemu ketika engkau
berbicara kepada mereka.
Ketahuilah bahwa hatimu merupakan bejana. Kenalilah
dunia dan buanglah ia dibelakangmu, karena dunia bukan merupakan tempat tinggalmu,
dan apa yang ditetapkan bagimu tidak ada di sana. Dunia dijadikan sebagai
perantara hidup hamba, agar mereka mencari bekal darinya untuk tempat kembali.
Hai Musa , letakkanlah dirimu pada kesabaran, tentu engkau akan selamat dari
dosa.
Wahai Musa, pusatkanlah minatmu pada ilmu kalau memang engkau menghendakinya. Sesungguhnya ilmu itu bagi orang yang berminat kepadanya. Janganlah engkau menjadi mudah kagum kepada perkataan yang disampaikan panjang lebar, karena banyak perkataan mendatangkan aib bagi orang yang berilmu dan dapat membocorkan rahasia yang mestinya ditutupinya.Tetapi semestinya engkau berkata sedikit karena yang demikian itu termasuk taufiq dan kebenaran. Berpalinglah dari orang bodoh dan bersikaplah secara lemah lembut terhadap orang yang dungu, karena yang demikian itu merupakan kelebihan para ahli hikmah dan hiasan orang-orang yang berilmu. Jika ada orang bodoh yang mencacimu , diamlah di depannya lalu menyingkir dari sisinya secara hati-hati karena kelanjutannya tetap menggambarkan kebodohannya terhadap dirimu dan caciannya akan semakin bertambah gencar dan banyak.
Wahai anak keturunan Imran, janganlah engkau terlihat memiliki ilmu kecuali hanya sedikit. Sesungguhnya asal keluar dan asal berbuat merupakan tindakan menceburkan diri kepada sesuatu yang tidak jelas dan memaksakan diri. Wahai anak Imran janganlah sekali-kali engkau membukakan pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa pintu itu ditutup dan jangan tutup pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa ia di buka.
Wahai anak Imran, siapa yang tidak berhenti dari dunia, maka dunia itu yang akan melahapnya. Mana mungkin seseorang menjadi ahli ibadah jika hasratnya kepada dunia tidak pernah habis? Siapa yang menghinakan keadaan dirinya dan membuat tuduhan terhadap Allah tentang apa yang ditakdirkan baginya, mana mungkin kan menjadi orang zuhud? Adakah orang yang telah dikalahkan hawa nafsunya akan berhenti dari syahwat? Mana mungkin pencarian ilmu masih bermanfaat bagi orang yang dipagari kebodohan? Perjalanan akan menunjukkan ke akhirat dengan meninggalkan dunia .
Wahai Musa belajarlah apa engkau amalkan agar engkau mengamalkannya dan janganlah engkau menampakkan amalmu agar disebut-sebut , sehingga engkau mendapat kerusakan dan orang lain mendapat cahaya. Wahai anak Imran, jadikanlah zuhud dan taqwa pakaianmu, jadikanlah ilmu dan zikir sebagai perkataanmu, karena yang demikian itu membuatmu Rabbmu ridha. Berbuatlah kebaikan karena engkau juga harus melakukan yang lainnya. Engkau telah mendapatkan nasihatnya jika engkau menghafalkannya”.
Wahai Musa, pusatkanlah minatmu pada ilmu kalau memang engkau menghendakinya. Sesungguhnya ilmu itu bagi orang yang berminat kepadanya. Janganlah engkau menjadi mudah kagum kepada perkataan yang disampaikan panjang lebar, karena banyak perkataan mendatangkan aib bagi orang yang berilmu dan dapat membocorkan rahasia yang mestinya ditutupinya.Tetapi semestinya engkau berkata sedikit karena yang demikian itu termasuk taufiq dan kebenaran. Berpalinglah dari orang bodoh dan bersikaplah secara lemah lembut terhadap orang yang dungu, karena yang demikian itu merupakan kelebihan para ahli hikmah dan hiasan orang-orang yang berilmu. Jika ada orang bodoh yang mencacimu , diamlah di depannya lalu menyingkir dari sisinya secara hati-hati karena kelanjutannya tetap menggambarkan kebodohannya terhadap dirimu dan caciannya akan semakin bertambah gencar dan banyak.
Wahai anak keturunan Imran, janganlah engkau terlihat memiliki ilmu kecuali hanya sedikit. Sesungguhnya asal keluar dan asal berbuat merupakan tindakan menceburkan diri kepada sesuatu yang tidak jelas dan memaksakan diri. Wahai anak Imran janganlah sekali-kali engkau membukakan pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa pintu itu ditutup dan jangan tutup pintu yang tidak engkau ketahui untuk apa ia di buka.
Wahai anak Imran, siapa yang tidak berhenti dari dunia, maka dunia itu yang akan melahapnya. Mana mungkin seseorang menjadi ahli ibadah jika hasratnya kepada dunia tidak pernah habis? Siapa yang menghinakan keadaan dirinya dan membuat tuduhan terhadap Allah tentang apa yang ditakdirkan baginya, mana mungkin kan menjadi orang zuhud? Adakah orang yang telah dikalahkan hawa nafsunya akan berhenti dari syahwat? Mana mungkin pencarian ilmu masih bermanfaat bagi orang yang dipagari kebodohan? Perjalanan akan menunjukkan ke akhirat dengan meninggalkan dunia .
Wahai Musa belajarlah apa engkau amalkan agar engkau mengamalkannya dan janganlah engkau menampakkan amalmu agar disebut-sebut , sehingga engkau mendapat kerusakan dan orang lain mendapat cahaya. Wahai anak Imran, jadikanlah zuhud dan taqwa pakaianmu, jadikanlah ilmu dan zikir sebagai perkataanmu, karena yang demikian itu membuatmu Rabbmu ridha. Berbuatlah kebaikan karena engkau juga harus melakukan yang lainnya. Engkau telah mendapatkan nasihatnya jika engkau menghafalkannya”.
Setelah itu Khidir berbalik meninggalkannya, sehingga
tinggal sendirian Musa dalam keadaaan sedih.
(Diriwayatkan Ath Thbrany dalam Al Ausath, di dalam nya ada Zakaria bin Yahnya Al Wafad, yang didhaifkan tidak hanya oleh satu orang, Ibnu Hibband dalam At Tsiqat. Dia menyebutkan bahwa dia salah dalam kemaushullannya. Yang benar , didalamnya ada riwayat dari Sufyan Ats Tsaury, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakannya, dan rijal yang lainnya tsiqat. Majma”Az Zawa’id, 10/224)
(Diriwayatkan Ath Thbrany dalam Al Ausath, di dalam nya ada Zakaria bin Yahnya Al Wafad, yang didhaifkan tidak hanya oleh satu orang, Ibnu Hibband dalam At Tsiqat. Dia menyebutkan bahwa dia salah dalam kemaushullannya. Yang benar , didalamnya ada riwayat dari Sufyan Ats Tsaury, bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam mengatakannya, dan rijal yang lainnya tsiqat. Majma”Az Zawa’id, 10/224)